REVIEW
JURNAL
Dalam rangka
pelaksanaan tugas softskill Komunikasi Bisnis maka kami melakukan review pada
jurnal berikut :
Judul :
Judul :
PERILAKU KOMUNIKASI ETNIS TIONGHOA PERANAKAN DALAM BISNIS KELUARGA ( Studi Fenomenologi mengenai Perilaku Komunikasi Etnis Tionghoa Peranakan dalam Bisnis Keluarga di Jakarta )
Jurnal :
Komunikasi Bisnis
Download :
Download :
Vol. IX. No. 2 / Hal 105-118
Tahun :
Tahun :
2015
Penulis :
Penulis :
Firda Firdaus Abdi, Hanny Hafiar, Evi Novianti
Reviewer :
Reviewer :
Aditya Januardi (10214305)
Al Hapis (10214717)
Aris Rahman (11214626)
Muhamad Mafud (16214977)
Tanggal : September 2015
Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan satu Bahasa yaitu Bahasa inggris (Bahasa Internasional). Secara keseluruhan isi dari abstrak ini langsung menuju ke topic bahasan yang dibahas dalam jurnal ini, yang menurut saya pembaca menjadi mudah memahami jurnal ini.
Al Hapis (10214717)
Aris Rahman (11214626)
Muhamad Mafud (16214977)
Tanggal : September 2015
Abstrak
Jurnal yang berjudul “PERILAKU KOMUNIKASI ETNIS TIONGHOA PERANAKAN DALAM BISNIS KELUARGA (Studi Fenomenologi mengenai Perilaku Komunikasi Etnis Tionghoa Peranakan dalam Bisnis Keluarga di Jakarta) ” ini menjelaskan tentang bagaimana cara komunikasi perilaku yang dilakukan oleh peranakan Tionghoa yang menjalankan bisnis keluarga mereka dengan baik. Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan satu Bahasa yaitu Bahasa inggris (Bahasa Internasional). Secara keseluruhan isi dari abstrak ini langsung menuju ke topic bahasan yang dibahas dalam jurnal ini, yang menurut saya pembaca menjadi mudah memahami jurnal ini.
Pendahuluan
Dalam
paragraf pertama, penulis menjelaskan dan menceritakan tentang proses
terjadinya Kelompok Masyarakat Peranakan Tionghoa. “Disebut
peranakan karena setelah mereka menetap selama beberapa waktu, mereka akhirnya
menikah dengan perempuan pribumi. Dan ketika mereka memiliki keturunan maka
mereka disebut sebagai Tionghoa Peranakan. Kebanyakan Peranakan adalah dari
keturunan orang Hoklo (Hokkien), meskipun sejumlah yang cukup besar adalah dari
keturunan orang Tiociu atau orang Kanton. Peranakan sendiri adalah keturunan
ras campuran, sebagian Tionghoa, sebagian Pribumi Nusantara
(Indonesia/Melayu)”.
Paragraf
selanjutnya, penulis menjelaskan mengenai masalah yang sering di alami oleh
masyarakat Peranakan Tionghoa dalam komunikasi adalah kesalahan dalam persepsi
sosial yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan budaya dalam peresepsi. Dan
penulis menjelaskan akibat dari masalah komunikasi tersebut. Selanjutnya
penulis menjelaskan faktor historis yang menyebabkan masyarakat Peranakan
Tionghoa berhasil dalam menjalankan bisnisnya.
Metode
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif, Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan
dalam penelitian kualitatif ini adalah pendekatan fenomenologis. Melalui
pendekatan fenomenologi, peneliti berharap dapat menggali pengalaman hidup
etnis Tionghoa Peranakan dengan karakteristik sosial yang berbeda-beda
berdasarkan proses interaksi yang terjadi diantara lingkungannya, serta ketika
mereka menjalankan bisnis keluarga.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Wawancara
mendalam yang dilakukan secara semi-structured
interview, dimana peneliti memiliki satu daftar pertanyaan atau topic
spesifik yang akan dibahas yang sering disebut dengan “panduan wawan-cara”
tetapi informant memiliki kebebasan untuk menjawab pertanyaan.
Hasil dan Pembahasan : Pada
bagian pembahasan penulis menyususn pertanyaan penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya yaitu sebagai berikut :
1. Pertanyaan
mengenai makna peranakan bagi etnis Tionghoa Peranakan. Peneliti dapat
mengkategorisasikan makna peranakan yang diartikan oleh para informant sebagai
sesuatu yang afirmatif dan negatif.
2. Pertanyaan
kedua mengenai nilai
apresiasi, yang dimaknai oleh informan karena informan
merasa seiring dengan perubahan zaman, orang di seluruh dunia sudah lebih
mengenal China sebagai negara adikuasa dan negara global.
3. Pertanyaan
mengenai nilai nasionalisme yang dimiliki oleh
informant cukup tinggi dan mereka bangga akan hal itu. Para informant justru
merasa mereka lebih memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dibandingkan orang
Indonesia asli.
4. Pertanyaan
mengenai nilai multikulturalisme yang terdapat pada diri informant, yang
membuat mereka bangga dengan memiliki berbagai macam budaya sebagai latar
belakang mereka.
Selanjutnya penulis melakukan penelitian
dengan mengacu pada teori fenomenologi yang memiliki prinsip
dasar bahwa makna dari sesuatu terdiri atas potensi sesuatu tersebut pada hidup
seseorang. Dengan kata lain, bagaimana seseorang memandang suatu objek,
bergantung pada makna objek itu baginya. Hal ini dapat dikaitkan dengan makna
peranakan yang dibentuk oleh para informant, yang diartikan berdasarkan
pengalaman informant masingmasing dengan lingkungan sekitar mereka.
Dari hasil penelitian, menurut
observasi peneliti dari pengalaman informant, peneliti menemukan berbagai stereotip
gaya bisnis yang dilakukan oleh para informant yang terlibat dalam bisnis
keluarganya. Dilihat dari gaya-gaya bisnis tersebut, terbukti bahwa bisnis
keluarga yang dijalankan oleh etnis Tionghoa Peranakan sudah tidak sepenuhnya
menganut nilai-nilai Tionghoa saja, namun sudah terdapat percampuran
nilai-nilai dari budaya lainnya.
Simpulan
Pada bagian kesimpulan, penulis
membuktikan dan menjelaskan bahwa pengalaman
komunikasi yang dialami para informan dengan masing-masing etnis yang memiliki latar
belakang kebudayaan yang sangat bertolak belakang dipengaruhi oleh stereotip
yang berada dalam masyarakat mengenai etnis Tionghoa dan etnis pribumi.
Stereotip yang beredar dan dilekatkan menghadapkan mereka pada berbagai
kesulitan dalam bersosialisasi dan berinteraksi selama hidupnya. Pengalaman
dalam menghadapi beberbagai macam kesulitan tersebut akhirnya mempengaruhi cara
informan bertindak lanjut, baik perilaku fleksibel, maupun kaku.
Saran
Sistematika
penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul penelitian,
nama penulis, abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode, hasil dan
pembahasan, kesimpulan, saran, dan daftar pustaka. Judul penelitian yang
digunakan oleh penulis juga cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan
menggambarkan apa yang akan diteliti.
Pada bagian abstrak menurut saya sudah
baik, karena penulis mampu menggambarkan secara jelas mengenai masalah
penelitian, hasil yang didapatkan serta mencantumkan kata kunci. Namun,
kami sarankan sebaiknya Penulis perlu menambah literatur-literatur
untuk dijadikan bahan pembanding dalam melakukan penelitian karena
dilihat dari daftar pustaka yang dicantumkan penulis tidak terdapat
jurnal-jurnal penelitian terdahulu yang sejenis sebagai bahan pembanding.